Bandara Abdul Rachman Saleh merupakan bandar udara yang terletak di Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, atau 17 km arah timur dari pusat Kota Malang. Kode ICAOnya WARA (dahulu WIAS) dan kode IATA MLG. . Bandara Abdul Rachman Saleh merupakan tempat pesawat Hercules C-130 dan Super Tucano sbg pengganti OV-10 Bronco yang telah di musiumkan. Selain itu Wing 2 Korps Pasukan Khas juga bermarkas di sini.
Bandara Abdul Rahman Saleh memiliki dua landasan pacu yang pertama kepada pesawat-pesawat kecil seperti Hercules C-130 dengan panjang 1.500 m, dan yang kedua kepada macam pesawat akbar seperti Boeing 737 dengan panjang 2.300 m. Pemprov Jatim melewati Dishub dan LLAJ akan mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan supaya menambah panjang landasan pacu 700 meter lagi. “Dengan penambahan itu nantinya panjang landasan pacu di Bandara Abd. Saleh Malang dijadikan 3.000 meter dan juga dobel landasan pacunya.” Dengan demikian, Bandara Abd. Saleh paling berpotensi dijadikan Bandara Internasional, sehingga pihak Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Pemprov Jatim mengusulkan Kemenhub supaya menambah panjang landasan pacu.
Setelah enam tahun sejak 25 Mei 2005 memakai terminal di dalam Base ops Lanud Abd Saleh. Dua hari sebelum pergantian tahun baru 2012, pada tanggal 30 Desember 2011 penerbangan sipil di Abd Saleh memakai bandar udara enlcave sipil yang terpisah dari base ops Lanud Abd Saleh. Bandar udara ini dibangun dengan biaya mencapai Rp 139 miliar. Seperti dikenal, penerbangan sipil di bandara ini mulai dibuka sejak 1 April 1994 oleh Merpati Nusantara Airlines dengan memakai pesawat Fokker F28. Karena sering mengalami keterlambatan (tidak sesuai jadwal) mulai kurun waktu tahun 1996-1997 mengalami penurunan load factor hingga 14,54 %. Pada tanggal 16 Juni 1997, PT Merpati Nusantara Airlines secara resmi melepas aktivitas yang dipekerjakan penerbangannya.
Kepada penerbangan sipil melayani rute Malang-Jakarta dilayani oleh maskapai Sriwijaya Cairan, Garuda Indonesia, dan Citilink Indonesia . Sedangkan kepada rute Malang-Denpasar dilayani oleh Wings Cairan anak perusahaan dari Lion Cairan memakai pesawat Avions De Trasnport Regional, nama kepanjangan dari ATR 72 seri 500. Mulai 25 Oktober 2013 XpressCairan membuka penerbangan Malang-Makassar sebaliknya. XpressCairan akan melayani penerbangan seminggu tiga kali. Yakni hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Jam keberangkatan pesawat menuju Makassar pukul 07.00 WIB, sementara kepada kedatangan di Malang keesokan harinya, atau setiap Senin, Rabu dan Jumat pukul 15.30 WIB. Sebelumnya Bandara Abdul Rahman Saleh pada tahun 2007 hingga dengan 2008 pernah melayani tiga rute penerbangan sekaligus yaitu Malang-Jakarta, Malang-Balikpapan-Tarakan, dan Malang-Denpasar. “Bandara Abd. Saleh merupakan bandara yang unik karena merupakan satu-satunya bandara yang dikelola pemprov. Bandara yang lain dikelola PT Angkasa Pura.” Nama bandara ini diambil dari keliru satu pahlawan nasional Indonesia: Abdul Rahman Saleh, dan sebelum bernama Bandara Abdul Rachman Saleh, bandara ini bernama Lapangan Terbang Bugis.
Pangkalan udara (Lanud) Bugis yang sekarang dikenal dengan nama Lanud Abdulrachman Saleh dibangun oleh pemerintahan Belanda pada era 1937-1940 bersamaan dengan pembangunan pangkalan-pangkalan udara lain seperti Lanud Maospati (kini Pangkalan Udara Iswahyudi) di Madiun, Lanud Panasan (Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo) di Solo, dan Lanud Maguwo (Bandar Udara Internasional Adisutjipto) di Jogjakarta. Lanud Abdulrachman Saleh berada di lembah Bromo dan dikelilingi oleh beberapa gunung yaitu Gunung Semeru (3.676m) di sebelah timur, Gunung Arjuno (3.339m) di sebelah utara, dan Gunung Kawi (2.551m) dan Gunung Panderman (2.000m) di sebelah barat. Pangkalan Udara Abdulrachman saleh terletak di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang, atau 17 km sebelah timur dari pusat Kota Malang, secara letak astronomis berada pada posisi 07.55 LS dan 112.45 BT.
Posisi Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh begitu terjamin karena dikelilingi oleh benteng dunia dan berada di kaki gunung, ini menyebabkan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh tidak tampak begitu jelas di udara sehingga bila berada pesawat musuh melewati jalur udara di atasnya Pangkalan Udara ini akan tertutup oleh kabut. Ini merupakan posisi yang paling strategis kepada pertahanan militer tersebut yang juga dijadikan argumen Belanda memilih Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang kepada dijadikan keliru satu daerah pertahanan udaranya. Pemerintah Belanda pada waktu itu sengaja menciptakan landasan pacu cukup panjang, sehingga bisa dipergunakan kepada landing dan take off pesawat–pesawat berjenis lebar seperti pesawat Bomber, Glynmartin, Fokker, dan Jagers.
Pada 17 Agustus 1952 Atas Pengorbanan dan jasa-jasa Prof. Dr. Abdulrachman Saleh dalam usahanya mengembangkan AURI dan memperjuangkan bangsa Indonesia, Kepala Staf Tingkatan Udara yang menjabat masa itu yaitu Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma dengan dikeluarkannya surat Penetapan Kepala Staf Tingkatan Udara Nomor 76/48/Pon.2/KS/52 yang memuat perubahan nama-nama Pangkalan Udara tipe A keliru satunya merupakan perubahan Pangkalan Udara Bugis dijadikan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.